Kekalahan
kediri di desa Ganter mengakibatkan tidak ada lagi kerajaan yang berkuasa du
Jawa Timur. Keadaan ini memberikan peluang bagi Ken Arok untuk membuat kerajaan
baru di Tumapel. Namanya adalah kerajaan SINGHASARI . meskipun runtuh
dikemudian hari , tapi kerajaan tersebut merintis berdirinya kerajaan terbesar
di Nusantara, yakni Kerajaan MAJAPAHIT.
Sumber
Sejarah Kerajaan Singhasari
Sumber sejarah kerajaan Singhasari ,berupa kitab, catatan, dan prasasti.
Antara lain sebagai berikut :
Ø Kitab
Paraton, yang menceritakan riwayat Raja – raja Singhasari.
Ø Kitab
Negarakartagama, yang memuat silsilah raja – raja Majapahit yang berhubungan
dekat dengan raja – raja Singhasari.
Ø Berita
Cina, yang menyatakan bahwa Kaisar Kubilai Khan mengirim pasukannya untuk
menaklukan Kerajaan Singhasari.
Ø Peninggalan
berupa bangunan candi yng menjadi makam raja – raja Singhasari, seperti candi
Kidal, Candi Jago, dan Candi Singhasari
Sistem Pemerintahan
1) Ken
Arok (1222–1227)
Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa).
Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227). Pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok terbunuh dengan keris yang digunakannya untuk membunuh Tunggul Ametung. Ken Arok
Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa).
Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227). Pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok terbunuh dengan keris yang digunakannya untuk membunuh Tunggul Ametung. Ken Arok
dimakamkan di
Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
2) Anusapati
(1227–1248).
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa ( tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa ( tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
3) Tohjoyo
(1248)
Dengan meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
Dengan meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
4) Ranggawuni
(1248–1268)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari.
Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardana meninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari.
Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardana meninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5) Kertanegara
(1268–-1292)
Kertanegara adalah Raja Singhasari terbesar sekaligus terakhir.Ia adalah
negarawan ulung yang cenderung totaliter. Akibatnya, sejumlah langkah pembaruan
yang dilakukannya mengundang dukungan sekaligus kebencian.
Beberapa
Kebijakan Kertanegara
Ø Menggati
Mahapatih Raganatha dengan Aragani yang dilatarbelakangi oleh
ketidak setujuan Raganatha terhadap cita- cita Kertanegara menyatukan seluruh
Nusantara dibawah Panji Singhasari.Selanjutnya, Raganatha ditugaskan sebagai
adhyaksa di Tumapel.
Ø Mengirim ekspedisi militer bernama Pamalayu ke
sumatera. Ekspedisi pada tahun 1275 M itu bertujuan menaklukan Kerajaan Melayu.
Selain kerajaan Melayau, Kertanegarabjuga menaklukan Bali, Pahang, Sunda, dan
Gurun (vietnam).
Ø Menjalin persahabatan dengan raja Champa yang
bernama Jayasingharwaman III, tujuan untuk menahan ekspedisi Kubilai Khan dari
Mongol.
Kubilai Khan beberapa kali mengirim utusan kepada Kertanegara agar tunduk
kepada Mongol. Karena kesal, Kertanegara mengirim kembali utusan itu setelah
mukanya dirusak. Tindakan itu membuat Kubilai Khan menjadi murka. Ia kemudian
mengirim tentaranya ke Jawa untuk menghancurkan Kertanegara. Namun, maksud itu
tidak terpenuhi karena Singhasari telah hancur akibat pemberontakan dari raja
bawahan .
Aspek
Kehidupan Agama
Kerajaan Singashari mengangkat
seorang Dharmadyaksa
(kepala agama Buddha). Disamping itu ada pendeta Maha Brahmana yang mendampingi
Raja, dengan pangkat Sangkhadharma. Sesuai dengan agama yang dianutnya,
Kertanegara didharmakan sebagai Syiwa Buddha di candi Jawi, di Sagala bersama –
sama dengan permaisurinya yang diwujudkan sebagai Wairocana Locana, dan sebagai
Bairawa di candi Singasari. Terdapat prasasti pada lapik (alas) arca Joko Dolog
yang ada di taman Simpang di Surabaya, yang menyebutkan bahwa Kertanegara
dinobatkan sebagai Jina atau Dhyani Buddha yaitu sebagai Aksobya. Sedangkan
arca Joko Dolog itu sendiri merupakan arca perwujudannya. Sebagai seorang Jina
ia bergelar Jinanasiwabajra.
Aspek Kehidupan Budaya
Ditemukan
peninggalan candi – candi dan patung – patung diantaranya candi Kidal,
candiJaga, dan candi Singasari. Sedangkan patung – patung yang ditemukan adalah
patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambang kesempurnaan ilmu, patung
Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan
perwujudan Kertanegara (Kedua patung Kertanegara baik patung Joko Dolog maupun
Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran
Tantrayana).
Keruntuhan Singhasari
Singhasari runtuh
akibatpemberontakan Jayakatwang. Jayakatwang adalah raja Kadiri yang merupakan
bawahan Kertangara. Dalam pemberontakan itu ia bersekongkol dengan Arya Wiraja(Banyak
Wide) , bupati sumenep. Ketika itu kekuata militer Singhasari lemah karena
terlalu banyak pasukan yang dilibatkan pada ekspedisi ke sumatera, bali, dan
daerah lainnya. Kekuatan Singhasari semakin lemah dengan pengkhianatan salah
seorang panglimanya, yakni Ardaraja,putera Jayakatwang sendiri. Kesempatan itu
digunakan oleh Jayakatwang untuk menghancurkan Singhasari.
Serangan pasukan Kediri
tidak terbendung lagi. Kertanegara gugur dalam serangan itu,Salah seorang
panglima Singhasari, yakni Raden wijaya berhasil menyelamatkan diri dengan 3
serangkai :Ranggalawe,Sora dan Nambi. Mereka melarikan diri ke kudadu. Kemudian
, atas bantuan kepala deasa kudadu, ,ereka meminta perlidungan upati
sumenep,Arya wiraraja. Pada tahun 1292 M, berakhirlah Kerajaan Singhasari.
Peninggalan
Kerajaan Singhasari
Ø Arca Dwarapala
Ø Candi
Singasari
Ø Candi
Jago
Ø Candi
Kidal
Ø Arca Prajnaparamita
+ komentar + 1 komentar
Mau tanya, siapa nama isteri Wongateleng, yaitu ibunda dari Mahesa Cempaka?
Posting Komentar